Monday, 9 June 2008

Dipimpin Oleh Kejujuran, Kesegaran, Kepolosan dan Simple

Bekerja dibawah koordinasi mahasiswa itu sangat menyenangkan. Bukan karena status Mahasiswa atau mahasiswinya, tetapi Kejujuran,, Kesegaran, Kepolosan dan Simple yang dimiliknya lah yang membuat kita tunduk atas segala ucapannya.

Dua hari kemarin, untuk sebuah kepentingan penelitian, saya menemui seorang mahasiswa yang secara umur jauh dibawah, bahkan ternyata junior saya se almamater. Dua tahun setelah saya ditahbiskan sebagai Sarjana, perempuan ini baru menyandang status sebagai mahasiswi. Tetapi sekarang dia bertindak sebagai pengatur diri saya.

Semuanya menjadi sangat sederhana. Ketika tidak ada konsumsi, diungkapkan permintaan maaf tanpa menutupi masalah sebenarnya kalo sedang tidak ada uang. Perjanjian untuk bertemu tidak perlu di sebuah restoran atau coffee, tapi cukup menunggu di depan supermarket.

Ketika masuk pembahasan uang, dan inilah yang cukup menarik, urusannya juga jadi sederhana. Setelah menjelaskan aturan pembayaran uang dibagikan. Supaya lebih sopan uang dimasukan kedalam amplop tanpa perlu mendatangani kwintansi tanda terima. Tetapi setelah itu tidak ada satupun terdengar nada dan terlihat sikap kecurigaan. Tanpa komando tanpa koordinasi, semuanya percaya si mahasiswi sudah menjalankan tugas dengan jujur.

Berbeda berurusan dengan orang besar. Di kantor swasta manapun yang professional semua penerimaan dan pengeluaran keuangan mesti dicatat dalam sebuah buku yang terdokumentasikan secara ketat. Berlembar-lembar tanda terima mesti ditandatangani hanya untuk membuktikan bahwa semuanya sudah tertib administrasi dan tidak terjadi manipulasi.

Tetapi setelah itu tidak akan pernah ada yang menjamin tidak ada gerutuan karena ketidakpuasan atas semuanya. Mulai dari nominal yang tidak sesuai dengan usaha yang dikeluarkan atau kekesalan terhadap wajah sok kuasa pemberi uang seolah dia telah menjadi dewa penolong dengan uang yang dikeluarkannya, meskipun sebenarnya dia hanya administrator belaka.

Tetapi yang lebih parah urusan dengan birokrasi. Pengeluaran uang mesti diikuti tanda tangan bukti penerimaan. Katanya sih supaya tertib administrasi, menghindari manipulasi dan membuktikan kepada para pemeriksa bahwa tidak terjadi kecurangan dalam pengelolaan keuangan.

Padahal kita menerima uang yang jumlahnya lebih sedikit dibanding kwitansi penerimaan uang yang kita tandatangani. Itulah birokrasi kita !...

Tapi by the way katanya ada yang lebih aneh yaitu urusan dengan para politisi. Kita bisa menerima uang dengan jumlah yang sangat besar, tanpa kwitansi dan tidak jelas sumbernya darimana terhadap kerja yang tidak pernah kita lakukan. Atau bila bekerja, itupun hanya kerja cuap-cuap di ruang rapat atau telepon kesana kemari

Ya itulah birokrasi dan politisi negeri ini!.. yang katanya memimpin kita saat ini !...

Bandung, 7 Juni 2008

No comments:

Post a Comment