Monday, 11 July 2011

Tuhan Bekerja Secara Misterius

Malam tadi dengan teman-teman menghadiri undangan peringatan 1 tahun meninggalnya Ibu nya Hatta Radjasa. Karena hanya mendapat undangan via sms shohibul bait saja, maka kita tidak tahu detail acaranya sehingga tidak mengikuti acara dari awal. Yang terikuti hanya prakata shohibul bait dan ramah tamah.

Pengalaman shobil bait yang diuraikan dalam prakata itulah yang cukup menggugah dan menarik perhatian saya. Uraian singkat tentang pengalaman shohibul bait dengan almarhumah Ibunya yang sangat berkesan dan mendalam. Menurut Hatta, diantara kejadian dalam hidupnya yang tidak pernah dilupakan adalah masa-masa ketika dia menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas akhir kuliah di ITB dan masa ketika ibu nya meninggal

Tugas akhir Hatta sebagai mahasiswa perminyakan ITB sangatlah berat. Memantau pergerakan air dan minyak per tiap 10 jam memaksanya untuk mendekam selama 24 jam di laboratorium. Bukan pekerjaan yang mudah. Buktinya; 3 (tiga) bulan memicingkan mata di Lab, ternyata tidak menghasilkan apa-apa alias gagal total. Tetapi kesulitan teratasi ketika suatu waktu Ibunya secara mengejutkan datang ke laboratorium menemani Hatta menyelesaikan tugas akhir. Believe it or not, tugas akhir yang gagal diselesaikan selama 3 (tiga) bulan itu, dengan dampingan Ibu nya bisa dia selesaikan dalam jangka waktu 2 dua) hari saja.

Kata Hatta, Ibunya datang karena mendapat firasat bila dia sedang berada dalam kesulitan. Lalu datang ke laboratorium menemaninya melakukan penelitian sambil shalat dan membaca Quran di Laboratorium. Menurut Hatta, mungkin itu kali pertama di ITB seorang Ibu datang ke Laboratorium menemani anaknya menyelesaikan tugas akhir.

Cerita kedua adalah detik-detik Ibunya meninggal. Ketika Ibu nya meninggal Hatta sedang berada di Nigeria mewakili Presiden untuk sebuah pertemuan internasional bidang ekonomi. Dalam pertemuan itulah dia diberitahu kondisi terakhir Ibu nya di Rumah Sakit yang sudah koma. Di sela-sela pertemuan itu, Hatta selalu berkomunikasi dengan Ibunya yang sedang koma. Ketika sang Ibu akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Hatta berusaha untuk mendapatkan penerbangan paling dulu untuk kembali secepatnya ke Jakarta.

Usaha yang cukup berat. Karena tidak ada penerbangan langsung dari Nigeria ke Indonesia. Penerbangan mesti ke Middle East terlebih dahulu baru dilanjutkan ke Jakarta. Itupun tidak tiap hari ada jadwal penerbangan. Tetapi meskipun berat, usaha untuk itu tetap dilakukan terlebih sebagai pejabat negara Hatta tentunya punya power untuk melakukan itu. Tetapi mengingat jauhnya jarak dan route penerbangan Nigeria ke Jakarta serta mendadaknya permintaan Hatta, para staff nya baik yang di Jakarta maupun yang bersamanya di Nigeria tidak bisa mendapatkan tiket penerbangan yang dicari.

Karena tidak tersedianya jadwal penerbangan yang dimaksud, dengan sedih dan berat hati akhirnya Hatta menyuruh pada keluarga di rumah supaya memakamkan Ibu nya secepatnya tanpa harus menunggu kehadiran beliau. Lalu setelah itu Hatta shalat ghaib dan mengatakan (berdoa) kepada Allah kalau keinginan dia saat ini adalah; ingin mencium dan mengantarkan jenazah almarhumah Ibu nya ke pemakaman.

Selesai mengerjakan shalat, wakil perdana mentri Malaysia menghampiri Hatta untuk pamitan pulang terlebih dahulu ke Kualalumpur. Aneh karena pejabat negeri tetangga bisa mendapatkan jadwal penerbangan hari itu, Hatta pun bertanya tentang maskapai penerbangan yang akan dinaiki. Pejabat negeri tetangga pun menjelaskan bila dia membawa jet pribadi jadi bisa mengatur jadwal sendiri. Mendengar kesempatan itu Hatta pun langsung meminta untuk bisa ikut penerbangan dan diperbolehkan oleh pemilik jet pribadi tersebut. Begitu transit di Middle East, Hatta mencari pesawat secepatnya ke Indonesia dan akhirnya sampai Indonesia sesuai waktu dan bisa mencium dan mengantar jenazah almarhumah ke peristirahatan terakhir.

Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan kita tentang relasi anak dan orang tua yang sangat divine, mistis, sacred dan resiprokal, juga mengajarkan kepada kita akan makna sebuah keinginan. Kata Rumi dengan ungkapannya yang sangat sufistik dan metafisis, Tuhan itu bekerja dengan misterius. Sementara itu menurut Coelho dalam Alchemist ; “Alam semesta berkonspirasi membantu mereka yang memiliki niat kuant untuk memperoleh apapun yang mereka inginkan”

Jakarta, 10 Juli 2011

No comments:

Post a Comment