Galura Philia Delianur. Bandung 24-06-2008 Pukul 08.13
Ada tiga hal yang menjadi motivasi pemberian nama pada seseorang yaitu sebagai pembeda, dokumentasi historis dan doa atau obsesi pemberi nama
Nama sebagai pembeda diberikan oleh orang supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pemanggilan karena komunikasi menjadi hal yang dominan di kehidupan manusia. Nama menjadi pembeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Bila terjadi kesamaan nama, orang akan selalu berusaha untuk mencari pembedanya. Ada yang memakai julukan seperti si Asep yang hitam dan si Asep yang putih, atau dengan merujuk kepada nama ibu bapaknya.
Dalam beberapa hal, pemberian nama sebagai pembeda bisa jadi merupakan usaha mengikuti pakem yang berlaku di tengah masyarakat bahwasannya setiap bayi yang lahir mesti diberi nama, tidak lebih
Nama sebagai dokumentasi historis diberikan oleh orang-orang untuk mengenang momen-momen yang dianggapnya sangat luar biasa. Saat sekarang ini orang-orang China banyak yang memberi nama anaknya dengan Olympiade karena Beijing akan menjadi tuan rumah Olympiade di tahun 2008 ini.
Dulu ada teman namanya sangat unik ; Ismail Adhari. Setelah ditanya kepada orangnya, ternyata nama itu diberikan orang tuanya sebagai sebuah dokumentasi historis ketika anak itu lahir. Nama "Ismail" merujuk kepada nabi Ismail putra Nabi Ibrahim sebagai aktor yang sangat penting dalam kisah Iedul Adha. Sedangkan "Adhari" merupakan gabungan dari kata "Adha" dan "RI". Adha adalah potongan dari kata Iedul Adha sedangkan "RI" adalah kepanjangan Republik Indonesia. Ismail Adhari adalah nama yang diberikan karena teman saya itu lahir di Indonesia ketika sedang berlangsung ibadah Iedul Adha di Arab sana
Terakhir adalah nama sebagai sebuah obsesi. Dalam konteks yang lain nama ini mungkin bisa dikaitkan sebagai sebuah do'a karena ada harapan dan obsesi yang terkandung dalam nama itu. Muhammad adalah sebuah nama yang sangat obsesif. Orang tuanya berharap dan berdoa kalo kelak anaknya menjadi orang yang sangat terpuji di kehidupan masyarakat nanti.
Nama Delianur, selain sebuah dokumentasi historis, bisa dianggap sebagai sebuah dokumentasi historis juga. Lahir ketika orang tuanya mengagumi seorang tokoh muda yang memimpin organisasi pemuda muslim yang cerdas dan konsisten.
Galura Philia Delianur adalah nama yang masuk dalam kategori ketiga; sebuah nama yang obsesif. Orang tuanya meyakini bahwa nama itu merupakan do'a bagi anak nya di kemudian hari.
Galura itu berasal dari bahasa Sunda yang berarti ombak. Ibumu mengambil nama ini bukan karena suka ombak, tetapi lebih daripada sifat ombak itu sendiri yang menurut ibumu sangat dinamis. Ibumu membayangkan bila kamu besar nanti kamu menjadi orang yang dinamis, siap menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan
Sementara itu bapak mu membayangkan kalo ombak itu sebagai gerakan yang angin yang membawa air lautan ke daratan dan menjadikan pantai sebagai tempat yang sangat nyaman untuk dinikmati dan dikunjungi. Bayangannya bapak mu membayangkan kalo kamu senantiasa menjadi orang yang terus bergerak membawa sesuatu yang sangat bermanfaat dan memberi maslahat bagi orang.
Teman-teman Bapak mu sering berseloroh kalo adik kamu nantinya akan diberi nama harian surat kabar nasional maupun lokal Jawa Barat seperti Kompas, Pikiran Rakyat atau Galamedia. Ini karena nama kamu akan mengingatkan orang kepada nama Surat Kabar Harian lokal Jawa Barat bernama Galura dan kebetulan teman-teman bapak kamu banyak yang meniti karir di dunia komunikasi
Selain itu bapak dan ibu mu sepakat kalo dari segi estetika Galura merupakan kata yang sangat unik untuk di dengar dan diucapkan.
Adapun Philia berarti cinta. Diambil dari akar kata orang Yunani sana. Mahasiswa semester awal yang mendapat mata kuliah Filsafat biasanya akan teringat pada makna Filsafat secara etimologis, Philo dan Sophia, yang berarti cinta kebijakan.
Sedangkan pemberian nama Delianur di belakang adalah spontanitas dari ibunya yang pastinya akan diberikan kepada nama-nama adik kamu yang lainnya. Berbeda dengan orang barat dan orang Arab, orang Indonesia tidak selalu menyantumkan nama orang tua di belakang nama anak-anak mereka
Bagi orang barat penyantuman nama orang tua menjadi sangat penting sebagai sebuah penghormatan. Sehingga dalam penulisan daftar pustaka buku-buku, selalu yang ditulis pertama adala nama akhir yang otomatis menyebut nama orang tua. Begitu juga bagi orang arab. Orang arab selalu menyebut nama bin, bagi laki-laki, dan binti, bagi perempuan, yang dilanjutkan dengan nama orang tua mereka untuk menunjukan kelanjutan nasab anaknya.
Orang-orang Melayu di Malaysia mengikuti pola yang sama dengan apa yang dipraktekan oleh orang Arab. Menurut teman dari Malaysia, nama bin atau binti menjadi sangat penting, selain untuk menunjukan kejelasan nasab, juga menjelaskan bahwa orang tersebut mempunya orang tua yang jelas, bukan anak haram.
Galura Philia Delianur adalah sebuah nama obsesif. Sebuah doa bila kelak penyandang nama ini menjadi orang yang open minded, dinamis, pembawa ajaran cinta ke tengah masyarakat. Ketika seseorang bertanya arti nama ini, bapak jawab kalo terjemah bebasnya adalah "Cinta Damai"
Pada titik lain Galura Philia bisa disebut sebagai sebuah dokumentasi historis juga. Lahir ketika Indonesia dipenuhi oleh para politisi yang tidak mempunya prinsip, birokrasi yang dipimpin oleh orang yang tidak bervisi dan minus komitmen, banyaknya orang kaya yang lahir bukan karena mereka bekerja keras, politisasi institusi-institusi keagamaan dan kehadiran para aktivitas yang mengumbar nilai-nilai keutamaan untuk menutupi hasrat kuasa dalam dirinya. Akibat lanjutnya sudah bisa diprediksi ; masyarakat yang resah dan tidak percaya pada aturan.
Sebetulnya ada ketidakkonsistenan nama Philia sebagai sebuah kelanjutan nama Galura. Galura berakar bahasa sunda sedangkan Philia berakar bahasa Yunani sana. Apalagi sejak semula ibu dan bapak kamu selalu ingin menonjolkan identitas lokal kesundaan dalam nama kamu.
Langkah ini diambil pada dasarnya mempertimbangkan unsur estetika saja. Bila tetap memakai bahasa Sunda maka kata yang muncul, setelah melihat-lihat kamus bahasa Sunda, adalah kinasihan. Ibu kamu tidak sepakat karena lebih berkonotasi perempuan, sedangkan hasil USG kamu secara konsisten menyatakan kelamin kamu laki-laki. Mungkin karena ibu kamu relatif bagus dalam berkomunikasi dengan masyarakat sehingga masih mempertimbangkan konstruksi sosial dalam pemberian nama kamu.
Tetapi yang lebih pentinga adalah doa kami buat kamu. Galura Philia
No comments:
Post a Comment