Thursday 27 September 2007

Orang - orang Media

Oleh Mohamad Sobary

Sebuah negara bisa hidup tanpa media. Tapi, bangsa tidak. Negara yang dipimpin pemerintah otoriter bisa menipu diri karena memiliki "media-mediaan" yang hanya bisa menjilat dan memuja segenap sepak terjang pemerintah. Tapi, sebuah bangsa punya hati nurani yang membuatnya menolak penjilatan.

Media itu aset bangsa. Dia bukan hanya milik kita orang-orang media. Aset ini mahal. Media bisa mencapai tahap kebebasan seperti sekarang ini karena perjuangan penuh dedikasi dan pengorbanan banyak pihak.

Dengan kata lain, kita berutang kepada para aktivis, para intelektual, penulis, seniman, budayawan, ahli komunikasi massa, dan juga kepada pihak lain yang menaruh peduli akan kebebasan ekspresi melalui media. Mereka pernah dibikin menderita, "diinteli", diteror, hilang atau mati karena ikut membela media meskipun secara pribadi mereka tak memperoleh keuntungan langsung.

Tapi sekarang, kita, orang-orang media, melupakan sejarah ini. Media seolah hanya milik kita. Sering kita pongah, seolah media sebuah dunia lain, mandiri, dan mutlak merdeka dari campur tangan pihak lain. Seolah kita makhluk Tuhan dari ras yang lain sama sekali dari mereka yang bukan orang-orang media.

Kita sering—mungkin diam-diam—merasa eksklusif. Tapi, sering pula—ini juga diam-diam—kita tidak konsisten. Terhadap Anda, yang bukan apa-apa, dan bukan siapa-siapa, dengan enak orang media ibaratnya melangkahi Anda tanpa permisi, atau tak peduli sama sekali seolah Anda tak layak ditegur. Tapi, bila Anda penulis (apalagi terkemuka) atau pengamat (biarpun tak bisa berpikir jernih lagi), atau seniman besar, saya jamin di depan Anda kami akan membungkuk sedalam-dalamnya.

Juga kalau Anda orang penting, berkedudukan tinggi, dan merupakan sumber berita. Memang tak jarang kita juga akrab dengan orang-orang biasa, yang kreatif, dan tampil beda dari orang-orang lain. Mereka pun dihormati sebagai sumber berita. Tapi hanya itu.

Memang harus dilihat secara jernih bahwa media banyak jenisnya. Ada yang menjaga kredibilitas begitu rupa hingga ibaratnya noda setitik pun tak dibolehkan menempel di "badannya". Kita angkat topi kepada mereka. Dan, saya pun bersedia membungkuk hormat karena ia layak dihormati.

Tapi, tak semua media yang pernah punya kredibilitas mampu mempertahankannya. Alih generasi, pergantian zaman, dan pergantian orientasi jurnalistiknya, bisa membuat media tak lagi terlalu terhormat di mata publik. Apalagi media yang hadir semata untuk mengintip peluang bisnis. Di dalam media jenis ini orang-orangnya tak tampak memelihara kredibilitas, tak menjaga idealisme, dan juga tak merasa penting memelihara sikap kritis.

Tentu saja kita harus tahu pula media bukan makhluk seputih salju di atas batu hitam. Dan, di muka bumi ini memang tak ada media seperti itu. Di sini, di zaman kebebasan pers ini, kita orang-orang media, dengan sikap para true believers, memelihara formula good news is bad news secara agak fanatis.

Bisa saja hal itu terjadi karena kita kurang matang, tapi tak mustahil karena tidak kreatif dan belum punya kecanggihan mengolahnya menjadi sesuatu yang enak dan memberi pembaca pencerahan tanpa setitik pun menodai prinsip-prinsip jurnalistik.

Kita, orang media, memandang kebebasan pers sebagai mantra suci, sehingga demi kebebasan pers itu kita tak terlalu menyesal telah melukai manusia dan kemanusiaan. Kebebasan pers telah membuat kita merasa di atas siapa saja hingga tampak sekali dewasa ini bahwa kelihatannya tak ada orang yang patut kita hormati. Tak ada dirjen atau sekjen, bahkan menteri, yang kita handle with care.

Ada sikap populis yang membara, di bawah payung kebebasan pers tadi, yang membuat sebagian kita, orang media, mudah memburu orang tertentu yang dicurigai menyimpang, sehingga pagi-sore, siang-malam orang itu kita beritakan terus-menerus sampai harga dirinya habis tandas, seolah kita tak mungkin selingkuh dari kesucian profesi.

Ini menjadi fenomena kebudayaan kita karena kita bangga akan profesi yang mulia itu, mabuk kredibilitas, dan sikap populis atau hanya karena kementahan sikap politik dan tak adanya wisdom dalam diri kita? Sikap mengandalkan hak jawab—bahwa orang boleh membantah-di negeri ini bukan jawaban yang cukup adil.

Banyak orang yang doyan sensasi sehingga lebih dari sembilan puluh sembilan persen hak jawab telah kehilangan fungsi dan relevansinya untuk meluruskan apa yang terlanjur kita bikin melengkung..

Ada bahkan di antara kita yang berkata bahwa dirinya sudah terbiasa menghadapi keluhan sumber berita atau pihak lain yang dirugikan. Ada terselip rasa bangga di sana. Sulit saya memahami apa gunanya bangga dalam perkara—sengaja atau tidak—membikin pihak lain kecewa?

Media memang bukan lembaga suci dan kita orang-orang media bukan malaikat. Tapi, kalau kita agak rendah hati, dengan sikap cermat, dan hormat pada orang seperti kita hormat pada diri sendiri, saya kira media tak akan dicap angkuh, sebagai lembaga yang tak tersentuh kritik. Ini merugikan kita sendiri.

Kita bangga menjadi pilar ke empat demokrasi. Kita bangga menjadi polisi moral yang gigih meluruskan pihak lain. Tapi mengapa kita biarkan diri kita menodai diri dari dalam, dengan sikap yang agak kelihatan jelas membuat kita begitu arogan, angkuh, dan tak tersentuh?

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/23/persona/385721

READ MORE - Orang - orang Media

Kepentingan dan Kerangka Berfikir

Madzhab Frankfurt sangat tidak percaya bila setiap tindak komunikasi steril dari relasi kepentingan yang mengitarinya. Menurut mereka kepentingan bisa berupa kekuasaan, merujuk pada marx, atau kepentingan seks, merujuk kepada Freud atau kepentingan uang.

Hal lain juga tentang kerangka berfikir. Kerangka berfikir akan memberikan pilihan-pilihan tema dan kata dari tindak komunikasi yang dilakukan.

Cerita dibawah ini sepertinya menjadi gambaran sederhana dari relasi kepentingan kuasa dan kerangka berfikir komunikan yang mengitari seputar tindak komunikasi. Tidak terlalu sempurna memang. Tapi cukuplah membuat kita tersenyum.

Reaksi Dunia Bila Titanic Tenggelam Saat Ini:

Presiden Bush - Amerika Serikat:
"Sebuah kapal yang sedang berlayar menuju kepada kebebasan telah diserang oleh teroris. Kita tidak akan duduk diam. Kita akan memberi pelajaran kepada mereka! Bin Laden, anda dapat berlari tapi anda tak akan dapat sembunyi! Kami akan menemukanmu dan menghancurkan jaringan AL Qaedamu!"

PM Tony Blair - Inggris:
"Saya telah berbicara dengan Presiden Bush, dan kami berdua telah
sepakat bahwa tenggelamnya kapal Titanic adalah bukti-bukti tak terbantahkan bahwa pengikut pengikut Saddam Hussein ada dibelakang serangan itu Irak, nyata-nyata telah menjadi ancaman bagi dunia dan kita harus menyelesaikannya. "

PM John Howard - Australia:
"Kami mendapatkan bukti bahwa di dalam kapal tersebut terdapat penumpang bernama Ahmad dan Abu Umar. Ini menunjukkan bahwa JI bertanggungjawab atas tenggelamnya kapal itu. Kami meminta Pemerintah Indonesia bertindak lebih tegas kepada aktivis-aktivis JI, atau kami sendiri yang akan menindak mereka!"

PM Ehud Olmert - Israel:
"Ini merupakan pekerjaan Hamas! Telah cukup bukti bahwa tenggelamnya Titanic bukanlah kecelakaan, namun merupakan serangan bunuh diri Hamas. Kami akan memblokade Palestina!, menahan mereka!, membuang mereka! membunuh mereka!, membuat mereka kelaparan, menghancurkan rumah-rumah mereka dan kamp-kamp pengungsi mereka!"

PM Vajpayee - India:
"Telah ditemukan paspor Pakistan dalam sisa-sisa Titanic. Jelas bahwa Pakistan harus membayar aksi teror tersebut dan kita telah mengirimkan lebih banyak lagi tentara ke perbatasan."

PM Surayud Chulanont - Thailand:
"Kapal itu sebelumnya milik keluarga Thaksin Shinawatra yang kemudian dijual ke perusahaan Singapore. Kita akan mengambil kembali kapal itu untuk rakyat Thailand."

Presiden Castro - Cuba:
"Titanic adalah lambang kapitalisme. Tenggelamnya Titanic memperlihatkan kepada dunia bahwa kapitalisme mulai hancur dan tenggelam. Cuba akan terus setia kepada cita-cita sosialisme dan akan berjaya bersamanya!"

Anggota DPR - Indonesia:
"Titanic? Apaan sih itu? Oh Ya, Titanic.. kita sedang mengajukan RUU tentang Pemberantasan Titanic. Untuk itu kami akan mengadakan studi banding ke Hawaii. Mohon masyarakat dapat memahami pentingnya RUU ini sehingga pembahasannya memerlukan konsentrasi yang tinggi. Untuk itu kami akan membahasnya di Bali. Agar kami dapat bekerja lebih baik, kami akan membawa serta istri-istri, anak, cucu, mertua, keponakan, mantu dll-dll. Tentu dengan biaya negara.

Harap maklum, gaji kami sebagai anggota DPR hanya 30 juta. Kami meminta pemerintah untuk menaikkan tunjangan rapat 400% atau kami akan mengajukan interpelasi masalah Titanic."

Yang sebenarnya terjadi:

Juru Radio Titanic:
"SOS..SOS.. Mohon bantuan. kapal kami menabrak gunung es..."
READ MORE - Kepentingan dan Kerangka Berfikir

Wednesday 26 September 2007

Film India Vs Film Kung Fu

Ini tulisan iseng dan renyah tentang film, tapi cukup enak dan asyik juga hehehe...

Film India:

1. Seorang pria tidak akan merasa sakit saat melakukan perkelahian sengit namun akan mengaduh sakit saat seorang wanita berusaha membersihkan lukanya.

2. Tokoh jagoannya tak pernah jatuh cinta pada jagoan wanita kecuali sebelumnya mereka menari-nari di bawah hujan.

3. Sekali dipakai make-upnya tidak pernah luntur, saat hujan ataupun saat lainnya.

4. Dua orang kekasih bisa menari-nari ditengah lapang, dan entah dari mana 100 orang lainnya akan muncul dari antah berantah dan bergabung menari bersama mereka. (penari latar Michael Jackson aja kalah banyak)

5. Pada babak akhir, sang jagoan akan menemukan bahwa tokoh jahat yang dilawannya sebenarnya adalah saudara kandungnya, wanita tua yang mencarinya adalah ibunya, dan kepala Inspektur adalah ayahnya serta sang hakim adalah pamannya dan seterusnya.

6. Kata-kata Inggris yang biasanya muncul adalah (biasanya diucapkan keras2 di antara kalimat) No Problem!, My God!, Get Out!, Shut-up!, Impossible!, Please forgive me!

7. Mereka berguling-guling dan berputar-putar sambil bernyanyi dan muncul lagi dengan pakaian berbeda.

8. Mereka bisa berlari mengelilingi pohon kelapa, bernyanyi, saling memandang dan memalingkan muka menggoda dan berganti pakaian pada waktu yang sama tanpa menarik nafas....

9. Jagoan gak boleh liat pohon dan tiang listrik, pasti joget dulu muter2 dan tiba-tiba wanitanya muncul, gak heran film India minimal pasti 3 jam Bisa lebih gak rugi sih.

10. Airmata sang jagoan dan si wanita gampang mengucur bak keran air, tapi cepat juga kering dan langsung joget mbok, BRAVO...

Film Kungfu China:

1. Menjadi orangtua sang jagoan selalu bernasib sial dan biasanya selalu dibunuh oleh musuh saat si jagoan masih muda, dan is jagoan akan jadi yatim piatu terus belajar ilmu silat dan balas dendam, dstnya.

2. Ketika seseorang terluka berat dan sekarat, ia selalu berhasil bertahan hidup dan mengucapkan beberapa kalimat untuk mengungkapkan is pembunuh sebelum kepalanya terkulai dan menyatakan dirinya telah benar-benar mati.

3. Orang-orang yang mahir kungfu mampu terbang ke atas atap, ke atas pohon dan menempuh jarak jauh tanpa berkeringat. Namun saat berjalan ke kota dan desa-desa mereka tetap harus berjalan kaki atau menunggang kuda.

4. Sang jagoan tak perlu bekerja untukMendapatkan uang, namun selalu memiliki Uang Emas Dan perak untuk membayar makanan mereka. (Minta jatah preman kali ye....)

5. Sang jagoan dan sang penjahat akan saling bertemu walaupun negara mereka sangat luas dan tak peduli di manapun mereka berada. (padahal Belon Ada HP)

6. Menyembuhkan luka dalam di tubuh cukup dengan duduk bersilang kaki, telapak tangan di lutut dan asap keluar dari kepala.

7. Mereka bisa menyimpan banyak barang di Baju lengan panjang mereka Dan tak pernah menjatuhkannya. Terutama sedemikian banyak logam-logam emas....dan botol-botol obat penyembuh berbagai racun

8. Jagoan pasti jago minum arak, apalagi sedang kesel/marah, sekali minum bisa berdrum2 (5-10 drum) kayak Jacky Chan Pendekar Mabuk.

9. Sebelum mati, sang guru bisa mentransfer tenaga dalam ke muridnya hanya dengan menempelkan telapak tangan ke pundak is murid begitu gampang dan cepat bahkan mengalahkan kecepatan USB cable, infra red dan bluetooth jaman sekarang

10. Hebatnya kalo wanita mengenakan kostum pria, dan suaranya suara wanita, namun orang-orang bahkan pendekar pria tidak sadar bahwa itu seorang wanita, harus melalui proses tak sengaja, seperti menyentuh dada si wanita baru pendekarnya sadar.
READ MORE - Film India Vs Film Kung Fu

Tuesday 11 September 2007

Radio

Ingin pinter?Jangan hanya rajin baca buku!.. tapi rajin-rajin juga mendengarkan siaran Radio!...

Bayi perempuan itu dia beri nama Aisyah. Obsesi Hendra, bapaknya, menginginkan anak perempuannya itu akan cerdas, tangguh sebagaimana sosok istri Nabi Muhammad. Hendra memang anak muda yang idealis, visioner dan energik. Perkawinan baginya bukan hanya sekedar persatuan lelaki dan perempuan karena tuntutan keinginan, psychologis, umur, keluarga atau masyarakat.

Karena pemahaman inilah kemudian Hendra tidak main-main dalam membina relasi biologis dengan istrinya. Mulai dari niatan, pendekatan sampai dengan proses melahirkan, Hendra dan istrinya memperhitungkan secara detail apa yang mesti dilakukan untuk melahirkan anak yang cerdas.

Diantara proses yang dia lakukan supaya bisa melahirkan anak yang cerdas adalah pada masa istrinya mengandung. Pada bulan tertentu usia kehamilan istrinya, Hendra secara rajin memperdengarkan musik klasik Mozart.

Di dunia kedokteran musik klasik Mozart memang dianjurkan untuk diperdengarkan pada ibu-ibu hamil. Jenis musik ini akan menstimulasi perkembangan otak bayi yang ada dalam kandungan. Sebetulnya masalahnya bukan pada musik Mozart, tetapi pada keteraturan yang ada pada musik Mozart. Sehingga pada dasarnya musik mozart pun bisa diganti dengan jenis musik lain yang mempunyai notasi teratur seperti pada perkusi.

Pendengaran dan suara

Pendengaran memang indra manusia yang sangat penting. Menurut dunia kedokteran pendengaran adalah indra yang diciptakan terlebih dahulu kepada manusia semenjak dalam kandungan. Sehingga tidak aneh para ibu hamil bisa berkomunikasi dengan anak yang dikandungnya.

Bila pada masa kandungan seorang bayi dianjurkan untuk di perdengarkan bunyi-bunyi yang baik, maka ketika dia tumbuh dewasa pun, suara tetap menjadi terapi untuk mencerdaskan manusia karena kemampuannya untuk menstimulasi otak.

Audio memang memiliki sifat yang berbeda secara signfikan dibanding visual. Bila pada visual deskripsi sesuatu bisa terepresentasikan secara utuh, maka pada deskripsi melalui audio, representasi tidak akan pernah tampil secara utuh.

Deskripsi melalui audio selalu memberikan ruang imaginasi dan interpretasi pada setiap pendengarnya. Audio memberikan kebebasan pada setiap pendengaran untuk bisa memaknai setiap uraian yang diberikan secara bebas.

Hal ini berbeda dengan deskripsi melalui media visual. Visualiasi tidak memberikan ruang bagi setiap orang untuk berimaginasi. Interpretasi atas deskripsi sudah tersedia sehingga menutup usaha interpretasi yang berbeda. Tidak ada stimuli untuk imaginasi juga kebebasan untuk melakukan interpretasi.

Radio sebagai media komunikasi yang bersifat auditif selalu memberikan stimuli bagi para pendengarnya untuk mengembangkan imaginasi yang mereka miliki. Tidak ada larangan untuk berimaginasi berbeda. Semuanya bebas, selama sesuai dengan deskripsi dari suara yang diberikan.

Sementara televisi yang memadukan unsur audio dan visual, tidak pernah memberikan kebebasan untuk berimaginasi dari setiap deskripsi yang diberikan. Deskripsi yang benar adalah yang telah tercantum secara visual. Bila melanggar ataupun tidak keliru dengan visualisasi yang diberikan, maka imaginasi itu telah salah.

Maka tidak aneh ketika penikmat cerita radio mister gunung berapi dengan tokoh nenek lampir, tidak bisa menikmati ketika nenek lampir di visualisasikan dalam bentuk sinetron televisi. Terasa ada yang hilang, yaitu terhapusnya imaginasi tentang nenek lampir.

Radio di Indonesia

Berbeda dengan perkembangan saudaranya Televisi, perkembangan Radio di Indonesia tumbuh sebagai hobi masyarakat dalam berkomunikasi. Didukung oleh sifatnya yang relatif bisa terjangkau secara ekonomis, maka hobi masyarakat ini pun bisa berkembang secara mandiri.

Radio menjadi media alternatif bagi masyarakat untuk berinteksi dan berbagi informasi. Semuanya betul-betul bisa dijalankan sebagai sebuah usaha dari, oleh dan untuk masyarakat.

Sedangkan televisi yang membutuhkan dana sangat besar dalam menjalankan produksinya, sehingga selalu membutuhkan, dan memberi daya tarik, bagi coorporate berskala besar. Pada akhirnya aktivitas ekonomi menjadi ciri dominan dari siaran televisi.

Usaha masyarakat yang kreatif dan mandiri ini mesti dijaga, diberi stimuli dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi lebih berkembang dan produktif. Problem pada pengaturan frekuensi serta regulasi tentang dunia penyiaran mesti dituntaskan bersama-sama.

Kedepan mestilah tidak ada lagi tumpang tindih frekuensi seperti pada ketika kita mendengarkan frekuensi 92,8 MHz. Frekuensi 92,8 MHz untuk RRI yang sinyalnya diterima buruk sekali karena tertindih sinyal PAS FM (92,4 MHz).

Begitu juga tumpang-tindih sinyal yang dialami oleh RRI. Radio PAS FM (PT Radio Primaswara Adi Spirit Semesta) juga “melindas” frekuensi PT Radio Merpati Darmawangsa [6] (93,2 MHz) sehingga sinyal perusahaan yang terakhir disebut ini tak bisa ditangkap sama sekali di daerah Monas. PT Radio Ramako Jaya Raya (Ramako FM) juga menghalangi sinyal PT Radio Chakti Bhudi Bhakti (CBB Bandar Dangdut Jakarta di 105,4 MHz)

Problem berikutnya pada kejelasan kewenangan institusi yang mempunyai kewenangan mengatur dunia penyiaran di Indonesia. Eksistensi komisi semi pemerintah sepertinya mesti difahami secara utuh oleh semuanya. Sehingga tidak mengesankan adanya persaingan dan pertentangan antara komisi tersebut dan pemerintah.

Bila hal ini tidak segera dibenahi, maka obsesi dan usaha Hendra yang lain dalam membina generasi cerdas akan terabaikan. Semoga tidak terjadi. (dn)

READ MORE - Radio

Friday 7 September 2007

Komunikasi Persuasi



Bandung, Juni 2007

Apa itu komunikasi?

Bila bertanya kepada Laswell maka jawaban yang muncul pasti memiliki nuansa ilmu politik. Bertanya kepada Shanon and Weaver nuansa tekhnik akan kita rasakan. Begitu seterusnya. Bila kita bertanya kepada Carl Hovland, Schramm dan lain-lain. Karena bersinggungan dengan disiplin ilmu lainnya, maka pengertian ilmu komunikasi pun akan sangat beragam. Terlebih bila hal ini kita kaitkan dengan kegemaran para pakar untuk berbeda pendapat J

Tetapi menurut Bachtiar Aly, sebanyak-banyak nya pengertian yang diberikan oleh setiap orang tentang komunikasi, selalu terdapat dua nilai yang tidak dapat dilepaskan dari definisi komunikasi yang diberikan. Pertama adalah informasi. Terjadi proses pengiriman informasi, baik itu melalui lambang-lambang maupun gambaran yang berupa stimulus, dalam bentuk tulisan, lisan ataupun isyarat. Kedua adalah persuasif. Setiap aktivitas komunikasi mengharapkan adanya perubahan pada komunikannya. Bila merujuk kepada taksnomi Bloom, tentunya perubahan yang diharapkan terjadi baik pada ranah afektif, kognitif dan psychomotorik..

Sehingga pengertian sederhana tentang komunikasi adalah aktivitas penyampaian informasi untuk mengubah dan membentuk perilaku mitra komunikasi

Lalu bagaimanakah caranya mempersuasi orang?Demosthenes dan Aristoteles mengingatkan kita dengan rumus-rumus sederhana dalam mempersuasi orang. Sangat sederhana dan menjadi common sense, tetapi walaupun sederhana ternyata hanya segelintir orang saja yang mampu melakukannya. Dibutuhkan waktu yang sangat panjang dalam penataan secara tekhnis, pengetahuan yang luas dalam memberikan pandangan dan inner personal yang mumpuni secara mental dan spirituil. Rumusan itu adalah:

The etical or emotional mode of persuasion. Metode persuasi dengan etika. Komunikator ulung adalah komunikator yang perilaku nya menjadi rujukan banyak orang. Seorang komunikator mesti menjadi teladan bagi banyak orang

The pathetic or emotional mode of persuasion. Persuasi dengan memakai emosi. Komunikan akan berubah dan mengikuti pandangan seorang komunikator yang berhasil melakukan pendekatan emosional.

The logical mode of persuasion. Komunikan akan mengikuti pembicaraan komunikator yang sistematis dan logis.

Adakah politisi kita, sebagai orator publi, memiliki kemampuan diatas?

READ MORE - Komunikasi Persuasi