Monday 16 June 2008

Fuck You Ego !..

Ketika ego ke depan, maka tawaran menjadi tenaga peneliti pada penelitian ini menjadi sesuatu yang harus ditolak. Bagaimana tidak, bila dibandingkan dengan posisi sebelumnya sebagai pimpinan puncak organisasi yang terbiasa melakukan interaksi dengan elite dan kerja-kerja konseptual, pada penelitian kali ini saya hanya menjadi tenaga lapangan saja. Terlebih bila dibandingkan dengan posisi saya di penelitian lainnya, sebagai koordinator dan konseptor penelitian

Tetapi ketika ego itu sejenak diturunkan, maka menjadi tenaga penelitian kali ini menjadi sesuatu yang sangat menarik. Bahkan kemudian menjadi tenaga penelitian yang mengharuskan turun ke lapangan ini menjadi sesuatu yang harus diikuti. Setidaknya hal ini merujuk kepada beberapa hal

Pertama dalam beberapa tahun terakhir waktu saya dihabiskan interaksi dengan elite atau organisasi-organisasi tingkat nasional. Kadang elite dan organisasi ini sering mentahbiskan diri sebagai representasi masyarakat tingkat grass root yang tidak pernah kita cek kebenarannya

Kedua substansi pembicaraan dengan elite tentunya mempunya perbedaan cukup signifikan dengan masyarakat tingkat grasroot. Hal yang paling menonjol diantaranya adalah tentang kepentingan. Sulit menemukan kekosongan kepentingan pribadi di setiap pembicaraan para elite. Terlebih dengan para politisi. Sangat sulit menemukan hati dan logika dari setiap ucapan yang dikeluarkan

Ketiga menyaksikan dan merasakan langsung apa yang dialami oleh masyarakat tingkat grassroot pada akhirnya akan menjadi sebuah pelajaran tersendiri. Ada logika yang akan digugat dan ada hati yang digugat

Keempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat bawah bukan sesuatu yang mudah. Tidak ada jaminan seorang guru yang sukses mengajar di SLTA bisa sukses bila berpindah ngajar di tingkat Sekolah Dasar. Begitu juga sebaliknya

Banyak hal yang mesti diungkap kenapa mesti ikut menjadi tenaga penelitian dan keluar masuk kampung di sebuah desa di Kabupaten Bandung. Hal diatas hanyalah catatan ringan yang diingat kembali ketika berada di depan komputer sehingga tidak tercatat secara sistematis

Lalu bagaimana catatan pengalaman lapangannya?ini membutuhkan waktu khusus untuk mengeksplorasinya kembali sehingga tidak menjadi catatan ringan yang penuh dengan kisah heroik.

Tetapi yang jelas banyak pengalaman yang menarik dari berinteraksi dengan masyarakat. Ada logika kita yang di pertanyakan, nurani yang digugat juga pendirian kita yang mesti di revisi setelah melihat langsung bagaimana masyarakat tingkat bawah menjalani kehidupannya.

Apa yang dipertanyakam?apa yang digugat dan apa yang direvisi?saya coba tulis dilain kesempatan



Bandung 15 Juni 2008

No comments:

Post a Comment