Tuesday 24 July 2007

Taufik Savalas

Saya tidak begitu tahu detail tentang meninggalnya Taufik Savalas, meskipun media meliputnya besar-besaran untuk waktu yang panjang. Pasalnya sederhana saja, saya tidak simpatik dengan infotainment. Tidak ditemukan aspek edukasi didalamnya, bahkan menurut saya hanya menghancurkan dunia komunikasi saja. Katanya meliput berita, tetapi yang diliput sebuah isyu. Aneh kan?mahasiswa komunikasi semester berapapun pasti tahu bila berita itu adalah sesuatu yang terjadi bukan rekaan belaka.

Berita yang pernah saya baca tentang Taufik Savalas hanya dari tulisan Kompas di halaman pertama. Gambaran positif tentang Taufik. Artis yang memahami eskatologi dunia secara, sehingga hidupnya pun menjadi sangat seimbang antara dunia dan akhirat. Informasi lain saya dapat dari istri saya kemarin dan review saya ketika menyaksikan secara langsung aksi Taufik Savalas di acara Republik BBM semasa masih disiarkan Indosiar.

Jurnalisme gerombolan telah menghasilkan kesamaan berita. Meskipun Indonesia memiliki banyak stasiun TV swasta, berita yang dihadirkan tentang Taufik Savalas, juga artis-artis lain dalam program infotainment, tidak ada bedanya. Bila ada bedanya hanya terletak pada presenter dan waktu penayangannya saja. Tidak lebih. Tapi menurut istri saya, dalam kasus Taufik Savalas, dia melihat ada muatan berita infotainment yang berbeda di salah satu program infotainment. Tentang keteladanan seorang Taufik Savalas dibanding artis yang lain. Saya tidak menyaksikan langsung, tapi semoga untuk kali ini infotaintment tersebut memang benar-benar menyajikan berita alternative dibanding puluhan program infotainment lainnya.

Menurut infotainment tersebut, sebagai public figure Taufik telah memberikan keteladanan kepada masyarakat yang jarang diberikan artis-artis lain. Berangkat dari pengalaman hidupnya, Taufik tidak pernah lupa untuk menyisihkan rizki yang diperoleh untuk kegiatan sosial dan keagamaan. Dalam sebuah kesaksian seorang artis lain, kalau tidak salah Denny Chandra, Taufik menampik tawaran sebuah show karena menurut dia hidup tidak bisa terus menerus dihabiskan untuk mencari uang saja. Sikap yang sangat cerdas secara spiritual.

Bandingkan dengan keteladanan yang diberikan oleh artis lain sebagai public figure. Ada Mayang Sari yang bangga dengan statusnya sebagai istri simpanan dan merebut suami orang lain. Steve Immanuel yang bangga hidup berdua satu apartement dengan seorang perempuan tanpa menikah. Sarah Azhari yang tidak bisa memberikan kejelasan bapak dari anak yang dilahirkannya. Maria Eva, yang demi popularitas, telah menghancurkan keluarga Yahya Zaini, disamping keluarga dia sendiri tentunya. Serta artis-artis lainnya.

Membicarakan keteladanan public figure, dalam konteks ini adalah artis, sering membuat kita marah, malu juga menggelikan. Tidak tertangkap adanya kecerdasan intellektual apalagi kecerdasan spiritual, seperti yang ditunjukan Taufik, dalam menjalani hidupnya. Saya sempat iseng bertanya sama istri saya, kira-kira bagaimana yah pandangan eskatologis seorang Sarah Azhari tentang dunia?Jawaban istri saya hanya senyum saja.

Masalahnya sederhana saja. Jangankan berpikir tentang kehidupan here after alias kehidupan setelah kematian, berbicara tentang hidup yang dijalani sekarang saja sepertinya sangat problem.

Menurut hitungan saya usia produktif seorang artis usianya tidak lebih dari 10 tahun saja. Dasar hitungannya adalah new comer yang datang begitu cepat, perkembangan masyarakat dan potensi fisik yang dimiliki. Yang terakhir ini mungkin tidak terjadi pada semua artis, tetapi kita melihat sendiri bagaimana fisik menjadi modal dominan karir banyak artis. Sebagai buktinya coba hitung berapa orang di dunia film yang mempunyai kemampuan seperti Deddy Mizwar, Christine Hakim, Garin Nugroho dll?Bandingkan dengan jumlah artis yang berkemampuan seperti Sarah Azhari dll. Saya yakin jumlahnya berbanding terbalik.

Tetapi dengan singkatnya fase produktif yang akan dijalani, kenapa begitu tidak kalkulatif dalam menjalani karir dan hidupnya?seolah semuanya mesti dihabiskan sekarang juga. Tertangkap tidak adanya kecerdasan dalam menjalani hidupnya.

Dalam hal ini kita memang mesti memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Taufik Savalas. Menurut cerita istri saya, seorang teman kami pernah berkonflik dengan Taufik. Pasalnya karena teman saya menulis di media tentang dimensi keteladanan artis di bulan Ramadhan. Kesimpulan tulisannya, artis tidak layak dicontoh oleh semua masyarakat. Momentum keagamaan, seperti Ramadhan, hanya di eksploitir demi keuntungan pribadi semata.

Taufik membaca berita itu dan sebagai artis tentunya dia marah dengan generalisasi yang dilakukan teman saya. Dia mengajukan complain dan mengingatkan bahwa semua artis tidak seperti yang digambarkan dalam tulisan itu. Banyak artis yang dirugikan dengan tulisan teman kami tadi. Kabarnya Taufik sempat mengancam untuk mensomasi tulisan itu. Saya pikir dengan potensi yang dimiliki tentunya Taufik bisa melakukan itu.

Istri saya tidak tahu bagaimana detailnya, tetapi menurut dia kasusnya bisa selesai karena kedewasaan Taufik, sebagai pihak yang meras dirugikan dengan tulisan tersebut, menyelesaikan masalah tersebut. Teman saya katanya terhindar dari ancaman somasi yang sempat diungkapkan.

Pengalaman pribadi saya tentang Taufik adalah ketika menyaksikan secara langsung aksi panggung beliau di acara Republik BBM ketika masih ditayangkan di Indosiar. Bersama teman-teman dari kampus UI saya mendapat undangan untuk menjadi penonton acara Republik BBM sehingga bisa menyaksikan secara langsung aksi Taufik Savalas dan Deni Chandra.

Tidak hanya aksinya ketika on air, waktu off air saya menyaksikan aksi komedi yang cerdas dari Taufik. Responsive, atraktif, dan tanpa dibuat-buat. Semua aksi muncul begitu saja seolah tanpa rekayasa sebelumnya. Sehingga ketika itu kita tidak hanya tertawa on air, waktu off air, ketika di TV sedang Iklan, ketika tertawa gak henti-hentinya. Mencerminkan seorang artis yang mempunyai kemampuan menghibur dan selalu membaca perkembangan informasi. Awal saya tertarik lagu dari Kerispatih bukan karena saya mendengar kerispatih yang bernyanyi, tetapi justru melihat Taufik yang menirukan aksi penyanyi keris patih menyanyikan lagu itu dengan aksi yang kocak.

Semoga semua amalnya diterima Allah swt

Allahummagfirlahu war hamhu, wa ‘afihi wa’ fu’anhu

Jatinangor, 22 Juli 2007

No comments:

Post a Comment