Monday 3 December 2007

Keseimbangan...

Keseimbangan adalah hakiki, keseimbangan adalah nurani, kebutuhan mendasar yang ada di setiap diri manusia. Tidak ada manusia yang tidak mengangankan keseimbangan. Ketidakseimbangan tidak hanya menimbulkan gangguan kepada diri sendiri, tetapi juga kepada orang sekeliling kita. Kebahagiaan hidup adalah ketika unsur keseimbangan terpenuhi di kehidupan kita.

Identitas yang diberikan Tuhan kepada kita adalah ummatan wasatha, umat yang selalu berada di pertengahan alias memperhatikan keseimbangan dalam kehidupan. Falsafah bersatunya tuhan dan manusia dalam diri, manunggaling kawula gusti kata orang Jawa, adalah bersemayamnya tuhan dan manusia dalam diri kita sehingga menjadi pertimbangan dalam setiap laku kita. Musik merupakan manifestasi sisi terdalam jiwa manusia berupa keseimbangan, sehingga kehidupan menjadi sangat ritmis dan bisa dinikmati.

Cita reformasi adalah terbentuknya tata sosial politik yang berkeadilan, pemimpin yang amanah dan masyarakat sejahtera sehingga menghasilkan kehidupan yang beradab. Cita reformasi itu tidak pernah terjadi karena mengabaikan keseimbangan Semua dilaksanakan serba berat sebelah dan tidak adil sehingga kehidupan yang berkeadaban masih jauh dari harapan.

Ajaran demokrasi dilaksanakan tidak seimbang, sehingga demokrasi hanya menjadi dalih untuk bebas berbicara apa saja, melupakan bahwa demokrasi mengajarkan manusia untuk senantiasa mendengar. Titik pelaksanaan demokrasi di eksplorasi sampai habis pada sisi prosedur, melupakan sisi substansi sebuah demokrasi.

Kembali kepada cita reformasi berarti menjalankan kehidupan yang seimbang. Kebiasaan berbicara mesti diimbangi dengan kebiasaan mendengarkan. Memerintah mesti diimbangi dengan mencontoh. Merencanakan mesti diimbangi dengan mengeksekusi. Bila ada reward berarti ada punishment. Berbicara mesti diimbangi dengan bekerja. Keadilan hukum mesti menjadi pijakan selain dari prosedur hukum.

Mungkinkah keseimbangan itu akan terlaksana?Tidak ada yang tidak mungkin. Syaratnya; selama nurani menjadi pijakan dan personal/groups interest tidak menginterupsi setiap kebijakan yang dibuat. Inilah yang menjadi kesulitan kita kali ini.

Jakarta, 03 Desember 2007



No comments:

Post a Comment