Friday 3 August 2007

Gerakan Islam Indonesia - Malaysia

Saya lupa tepat tanggalnya tapi kira-kira bulan Desember 2005, itu setelah saya check reply emailnya, saya kirim email ke teman saya M Hilmi Ramli. Ketika itu dia menjabat sebagai Setia Usaha Agung (Sekjend kalo di Indonesia) Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia (PKPIM). Organisasi kepemudaan di Malaysia tempat dimana Anwar Ibrahim pernah menempa dirinya. Sekarang saudara Hilmi sudah menjadi presidennya dan hendak menikah bulan Agustus ini.

Saya tergugah menulis email itu setelah membaca buku kecil karangan Zainah Anwar yang saya dapatkan di sebuah bookfair di Jakarta. Judulnya Islamic Revivalism in Malaysia, Dakwah Among Student " . Ketika itu saya masih menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia dan beberapa kali mengadakan kunjungan dan kontak dengan teman-teman di Malaysia.

Buku itu seolah menggugat pola koneksi yang saya bangun ketika menjadi Ketua PB PII dengan teman-teman di luar negeri. Memang agak sulit untuk membawa ke thema yang lebih serius sebagai aktivis ketika bacaan sosiologis masing-masing teman blank. Semuanya membicangkan Islam sebagai sebuah syariat dan pemuda Islam sebagai penerus perjuangannya. Lupa melakukan pembacaan sosiologis masing-masing regional untuk menghasilkan sintesa dalam gerakan masing-masing.

Email itu tanpa saya sangka mendapat perhatian cukup serius. Bahkan sempat di translate ke bahasa Inggris untuk kemudian di pasang di blog Persatuan Pelajar Islam Asia Tenggara (Pepiat), Organisasi silaturahim antara pelajar Islam se Asia Tenggara yang coba kami hidupkan kembali. Saya sempat check kembali blog itu, mungkin karena lama tidak aktif sehingga di delete oleh adminnya.

Beberapa istilah mungkin tidak familiar diantara kita, itu karena saya memang hendak berkomunikasi dengan teman-teman di malaysia. Saya mengusahakan hadir dengan bahasa yang bisa di mengerti oleh teman-teman. Tekhnik penulisan juga mungkin tidak enak di baca. Maklum ditulis di box email.

Here is my email, malu juga kalo bacanya hehehe...

Assalamu'alaikum Wr Wb

Saudara Suhail dan Saudara Hilmi yang saya hormati...

Dua hari yang lalu saya menemukan buku bertajuk �Kebangkitan Islam di Malaysia� yang di tulis oleh Zainah Anwar dalam sebuah book fair di Jakarta. Buku ini diterbitkan di Indonesia September 1990, tetapi di terbitkan pertama kali di Malaysia dengan tajuk � Islamic Revivalism in Malaysia: Dakwah Among the Students, oleh Zainah Anwar, pelanduk publication (M) Sdr, Bhd., Malaysia, 1987

Saya rasa ini buku yang lama dan pastinya saya terlambat membacanya berbanding kawan2 di PKPIM, tetapi menurut saya tak ada istilah �buku lama� yang ada adalah �buku yang belum di baca�

Saya baru saja selesai membaca buku itu (dan mungkin akan mengulang kembali membacanya) dan ada beberapa summary yang ingin saya sampaikan kepada kawan2 PKPIM karena ini bersangkutan dengan tanggung jawab kita sebagai pimpinan organisasi pemuda Islam di masing-masing negeri yang telah memiliki sejarah dalam konstribusinya untuk membangun negara masing-masing juga berkaitan erat dengan kerjasama yang semestinya kita bina ke depan

Setelah membaca buku itu maka menurut saya :
1.Interconnection antara Indonesia dan Malaysia sudah berlangsung sejak lama dimana masing-masing telah di untungkan dengan connection ini. Telah terjadi simbiosis mutualisme antar muslim malaysia dan muslim Indonesia dan tak ada satu pun antar keduanya lebih unggul dalam memberikan jasanya.

Bila pada tahun 1970-an telah datang ke Malaysia tokoh dari Indonesia Bapak Imaduddin Abdurrahim Natsir yang menjadi motor gerakan dakwah di kalangan pelajar malaysia dan memberikan konstribusi positif dalam gerakan islam di kalangan muda malaysia sehingga melahirkan tokoh kharismatik seperti Bapak Anwar Ibrahim, maka sebelum itu telah datang ke Indonesia seorang bernama Ahmad Hassan dari Johor bermukim di Surabaya dan mendirikan sekolah Islam kemudian hijrah ke bandung dan mendirikan perkumpulan PERSIS (Persatuan Islam). Organisasi Islam yang masih eksis sampai saat sekarang di province Jawa Barat. Tidak ada masyarakat Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya yang tidak mengenal perkumpulan PERSIS

Ahmad Hassan, yang kemudian lebih dikenal sebagai Hassan Bandung, inilah kemudian banyak melahirkan prominent figure gerakan Islam di Indonesia. Sebut saja diantaranya A Natsir Alm, Isa Anshari Alm bahkan juga presiden pertama Soekarno pernah mengalami didikan A Hassan.

Interconnection ini menurut saya mesti tetap di jaga dan tentunya di tingkatkan dalam level yang lebih advance untuk kemaslahatan bersama.

2.Hubungan yang telah kita bangun hendaknya kita tingkatkan pada level yang lebih tinggi tidak hanya sekedar sapaan karena tuntutan budaya melayu (just say hello) tapi juga meningkat pada level kerjasama program dan sharing informasi. Dalam hemat saya setelah membaca buku itu saya mengajak kawan2 di PKPIM untuk bersama melakukan sharing ide, gagasan dalam rangka optimalisasi dakwah di kalangan pelajar.

Tentunya banyak pengalaman yang telah di dapat oleh kawan2 PKPIM dalam berdakwah di kalangan pelajar. Ke depan hendaknya kita bisa sharing idea dan informasi untuk merumuskan manajemen gerakan juga solusi menghadapi kompleksitas kehidupan pelajar yang menjadi lahan dakwah kita.

Tamrin/training bisa menjadi salah satu solusi bagi kita semua untuk bersama merumuskan strategi efektif dakwah islam di kalangan pelajar

3.connection antar Malaysia dan Indonesia merupakan core connection untuk moslems Asia Tenggara. Kita mesti bisa lebih solid karena bagaimana pun Indonesia dan Malaysia mempunyai kekuatan lebih untuk bisa menggerakan dakwah di kawasan Asia Tenggara berbanding saudara-saudara kita di philifina, thailand, brunei dll...

4.Yang harus kita hadapi sekarang ini bukan saja kekuatan-kekuatan luar Islam yang akan menghancurkan ummat Islam, tetapi juga kekuatan-kekuatan di dalam Islam sendiri yang akan menghancurkan Islam itu sendiri sehingga konsolidasi kita mesti lah tetap kuat dan terjaga.

Pada masanya ABIM PKPIM PII telah mencontohkan pemahaman Islam yang moderat yang bisa mengeluarkan Umat Islam dari kebodohan dan kemiskinan. Sekarang model pemahaman moderat itu mendapat tantangan baru dari internal agama Islam sendiri yang merasa diri paling benar sehingga tanpa rasa bersalah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dalam menegakkan keyakinan mereka

Menurut saya Noordin M Top dan Azahari bukanlah orang malaysia yang sudah membunuh saudara muslimnya, tetapi mereka adalah Muslim. Case Nordin M Top dan Dr Azahari bukanlah case seorang malaysia, tetapi dia adalah case seorang muslim yang mesti kita selesaikan.

Saudara Suhail dan Hilmi...

Demikian dari saya .. banyak maaf bila terasa lancang... apa yang saya ungkapkan diatas karena kita merupakan the chosen people yang memiliki kewajiban lebih dibanding lainnya. Ada kewajiban di pundak kita yang telah di berikan ummat ini dan kewajiban itu mesti kita tunaikan semaksimal kita mampu berdasar kepada keikhlasan dan taqwa kepada Illahi rabbi...

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Delianur
Presiden Pelajar Islam Indonesia ( PII)

No comments:

Post a Comment